A. Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (SIG)
Istilah Sistem Informasi Geografis
(SIG) merupakan gabungan tiga unsur pokok, yaitu sistem, informasi, dan
geografis. Dapat diketahui bahwa SIG merupakan suatu sistem yang menekankan
pada unsur informasi geografis. Informasi geografis tersebut mengandung
pengertian informasi tentang tempat tempat yang berada di permukaan bumi,
pengetahuan tentang letak suatu objek di permukaan bumi, dan informasi tentang
keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya
telah diketahui.
Tumpang susun beberapa peta merupakan
tugas terpenting SIG untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan tujuan.
Misalnya, untuk memilih jalur jalan dapat dilakukan tumpang susun peta yang
terdiri atas peta jenis tanah, peta topografi, peta laju infiltrasi, dan peta
tata guna lahan. Tumpang susun beberapa peta tersebut merupakan SIG secara
manual. SIG secara manual mempunyai banyak keterbatasan, antara lain sebagai
berikut.
1. Memerlukan banyak tenaga dan
prosesnya sangat lambat. Hal itu disebabkan dalam proses tumpang susun
peta harus dilakukan penyamaan proyeksi dan skala peta. Di samping itu, tumpang
susun peta hanya dapat dilakukan atas tiga atau empat lapis, masih ditambah
satu peta dasar untuk mencapai akurasi spasial dalam tumpang susun itu.
2. Sulit untuk melakukan
penghitungan statistik karena pengukuran luas harus dilakukan secara manual.
3. Tidak sesuai untuk
menciptakan kombinasi baru yang rumit dari lapis sebelumnya karena SIG secara
manual tidak dilengkapi dengan proses numerik untuk kombinasi lapis.
4. Diperlukan ruang lebih banyak
untuk tempat penyimpanan data.
Di dalam upaya menangani
informasi-informasi spasial atau yang bereferensi geografi, sejak 1970an telah
dikembangkan suatu SIG otomatis. SIG tersebut antara lain digunakan untuk
menangani pengorganisasian data dan informasi, menempatkan informasi pada
lokasi tertentu, melakukan komputerisasi, serta memberikan ilustrasi hubungan
antara satu objek dan objek lainnya. Oleh karena itu, SIG merupakan suatu
teknologi informasi yang dapat digunakan untuk membantu pekerjaan-pekerjaan
yang berhubungan dengan bidang-bidang spasial, khususnya untuk membuat suatu
model data spasial. Hal itu karena SIG mempunyai kemampuan yang sangat baik
dalam menggambarkan data-data spasial dan data-data atributnya.
Melalui penggunaan SIG, modifikasi
warna, bentuk, dan ukuran simbol yang diperlukan untuk menggambarkan suatu
gejala di permukaan bumi dapat dilakukan secara mudah. Sehubungan dengan itu,
SIG dapat digunakan sebagai alat bantu yang sangat menarik dalam meningkatkan
pengertian, pemahaman, pembelajaran, dan pendidikan mengenai ide-ide atau
konsep-konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan. unsur-unsur geografis yang
terdapat di permukaan bumi beserta data-data atribut yang menyertainya.
Dikembangkannya SIG menggunakan
perangkat komputer mengakibatkan keterbatasan SIG manual dapat diatasi.
Kemampuan SIG menggunakan perangkat komputer antara lain sebagai berikut.
1. Penggabungan dua berkas data
spasial atau lebih, baik daerah yang berbeda dengan atribut sama maupun daerah
dan atribut yang sama sehingga dimungkinkan konversi proteksi, ukuran pixel,
kode, dan simbol.
2. Pencuplikan sebagian berkas
data spasial, baik dengan cara dibatasi segi empat maupun menutup bagian yang
tidak dikehendaki atau batas tak teratur.
3. Mampu melakukan penyuntingan berkas
data atribut antara lain meliputi berikut ini:
a. Pengolahan
berkas basis data
b. Menayangkan
informasi yang dihasilkan sesuai permintaan pengguna.
c. Memungkinkan
analisis statistik.
d. Memungkinkan
penggunaan basis data SIG.
e. Menyajikan
hubungan antarbasis data.
4. Tidak memerlukan banyak tuang
untuk penyimpanan data dan pengambilan kembali data dapat dilakttkan secara
cepat dan akurat. Ribuan peta topografi dapat disimpan secara digital pada satu
komputer.
5. Mampu mengolah sejumlah besar
data secara cepat.
Seiring dengan perkembangan komputer,
perkembangan SIG juga mengalami peningkatan yang sangat pesat. Peningkatan itu
terutama terdorong oleh perkembangan pengindraan jauh, komputer, dan global
positioning system (GPS). Perkembangan SIG sangat menarik bagi
berbagai pihak untuk keperluan yang sangat beragam. Oleh karena itu, penggunaan
SIG mengalami peningkatan yang sangat pesat sejak 1980-an. Peningkatan penggunaan
SIG terjadi terutama di negara-negara maju, baik di kalangan militer,
pemerintahan, akademis, maupun untuk kepentingan bisnis.
Kita ketahui bahwa salah satu fungsi
peta adalah untuk menyimpan data geografis. Pada mulanya data-data geografis
tersebut disajikan dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Oleh karena itu,
peta dapat dianggap sebagai media yang efektif untuk menyimpan dan
menginformasikan data geografis.
Namun, seiring dengan kemajuan ilmu
dan teknologi, data-data informasi geografis dapat disimi dan disampaikan
dengan menggunakan perangkat komputer. Data-data dalam komputer itu dikenal
dengan istilah data digital.
1. Pengertian SIG
Pengertian SIG antara lain sebagai berikut:
a. Sistem Informasi
Geografis adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan
dan memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk
mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena karena
lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau-kritis untuk
dianalisis. Oleh karena itu, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat
kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografi, yaitu masukan,
manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan manipulasi
cara, serta keluaran (Aronaff, 1989).
b. Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem perangkat yang dapat
melakukan pengumpulan, penyimpanan, pengambilan kembali, pengubahan
(transformasi), dan penayangan (visualisasi) dari data-data keruangan (spasial)
untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu (Burrough, 1956).
c. Sistem
Informasi Geografis adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk
menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografi (Petrus Paryono).
d. Sistem
Informasi Geografis adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi
data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan
perangkat lunak yang berfungsi untuk akuisisi (perolehan) dan verifikasi, kompilasi,
penyimpanan, perubahan dan updating, manajemen dan pertukaran,
manipulasi, pemanggilan dan presentasi, serta analisis (Bernhardsen, 1992).
e. Sistem
Informasi Geografi adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan
spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan
karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG
yang lengkap mencakup metodologi dan teknolog yang diperlukan, yaitu data
spasial, perarigkat keras, perangkat lunak, dan struktur organisasi (J. Raper,
1994).
Karena merupakan suatu sistem,
informasi geografis terdiri dari 4 subsistem pokok, yaitu subsistem masukan
(data input), penyajian (data output, penyimpanan (data management), serta
pengolahan dan pengkajian (data manipulation and analysis).
1) Subsistem Masukan
Fungsi dari subsistem ini adalah
mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber.
Selain itu, subsistem ini bertanggung jawab dalam melakukan konversi atau
melakukan transformasi formal. Data-data asli ke dalam format yang dapat
digunakan oleh SIG.
2) Subsistem Penyimpanan
Fungsi dari subsistem ini adalah
mengorganisasikan data, baik data spasial maupun data atribut ke dalam basis
data (bank data). Penyimpanan dengan cara demikian mempermudah dalam
pemanggilan, pengeditan dan pembaharuan data.
3) Subsistem Pengolahan dan Pengkajian
Fungsi dari subsistem ini adalah
menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu,
subsistem ini juga melakukan pengolahan dan pemodelan data untuk menghasilkan
informasi yang diharapkan.
4) Subsistem Penyajian
Fungsi dari subsistem ini adalah
menampilkan data dan hasil dari pengolahannya, baik sebagian maupun seluruhnya.
Data dan hasil pengolahannya tersebut ditampilkan antara lain dalam bentuk
tabel, grafik, dan peta (khususnya para digital).
2. Komponen SIG
Subsistem dalam SIG
saling berhubungan satu sama lain dan terintegrasi dengan sistem-sistem
komputer. SIG terdiri atas 4 komponen pokok, yaitu data, perangkat keras,
perangkat luak, dan manajemen.
a. Data
Data dalam SIG
terdiri atas dua jenis, yaitu data spasial dan data atribut
1) Data Spasial
Data spasial adalah data grafis yang
mengidentifikasikan kenampakkan lokasi geografi berupa titik garis, dan
poligon. Data spasial diperoleh dari peta yang disimpan dalam bentuk digital
(numerik).
a) Titik
Sebuah titik dapat menggambarkan
objek geografi yang berbeda-beda menurut skalanya. Sebuah titik menggambarkan
kota jika pada peta skala kecil, tetapi menggambarkan objek tertentu yang ebih
spesifik dalam wilayah kota, misalnya pasar, jika pada peta skala besar.
b) Garis
Sebuah garis juga dapat menggambarkan
objek geografi yang berbeda-beda menurut skalanya. Sebuah garis menggambarkan
jalan atau sungai pada peta skala kecil, tetapi menggambarkan batas wilayah
administratif pada peta skala bear.
c) Area
Seperti halnya titik dan garis, area
juga dapat menggambarkan objek yang berbeda menurut skalanya. Area dapat
menggambarkan wilayah hutan atau sawah pada peta skala besar.
2) Data atribut
Data atribut adalah data yang berupa
penjeasan dari setiap fenomena yang terdapat di permukaan bumi. Data atribut
berfungsi untuk menggambarkan gejala topografi karena memiliki aspek deskriptif
dan kualitatif. Oleh karena itu, data atribut sangat penting dalam menjelaskan
seluruh objek geografi. Contohnya, atribut kualitas tanah terdiri atas status
kepemilikian lahan, luas lahan, tingkat kesuburan tanah dan kandungan mineral
dalam tanah.
b. Perangkat
Keras
Perangkat keras (hadware)
adalah perangkat-perangkat fisik yang digunakan dalam sistem komputer.
Perangkat keras yang dibutuhkan dalam pengoperasian SIG adalah seperangkat
komputer yang terdiri atas central processing unit (CPU), monitor, printer, plotter, disket, hard
disk, magnetic tape, digitizer, keyboard dan scanner.
c. Perangkat Lunak
Perangkat iunak (software) adalah
program yang digunakan untuk mengoperasikan SIG. Beberapa program yang dapat
digunakan antara lain Arc/Info, Are View, ERDAS, dan ILWIS.
d. Manajemen
Manajemen merupakan perangakat dalam
SIG yang terdiri atas sumber daya manusia. Suatu proyek SIG akan berhasil jika
dilakukan dengan manajemen yang baik. Oleh karena itu, SIG harus dikerjakan
oleh orang-orang yang tepat, yang memiliki keahlian dalam bidang SIG sesuai
dengan tingkatannya.
Manusia sebagai pengguna SIG memiliki
tingkatan kemampuan yang berbeda-beda. Mulai dari tingkat spesialis yang
mendesain dan memelihara sistem hingga pengguna SIG. Namun, secara umum
orang-orang yang terlibat dalam SIG dibedakan menjadi tiga, yaitu staf
operasional yang meliputi pengguna akhir, staf profesional teknik yang meliputi
atialis dan programer, serta manajer yang bertanggung jawab atas SIG secara
keseluruhan.
B. Tahapan Kerja SIG
SIG dapat mempresentasikan dunia
nyata ke dalam layar monitor komputer. Oleh karena itu, SIG sama halnya dengan
lembaran peta yang mempresentasikan dunia nyata di atas kertas, meslcipun SIG
melalui komputerisasi memiliki kelebihan-kelebihan tertentu dibandingkan dengan
peta. Akan tetapi, sebuah peta dapat disebut SIG karena juga menginformasikan
data-data dalam ruang, khususnya muka bumi.
Sebagai sebuah sistem, tahapan kerja
dalam SIG meliputi masukan data, manipulasi dan analisis data, serta penyajian
data.
1. Masukan Data
Masukan data merupakan fasilitas
dalam SIG yang dapat digunakan untuk memasukkan data dar mengubah data asli ke
dalam bentuk yang dapat diterima dan dapat dipakai dalam SIG. Masukan data
terdiri atas sumber data dan proses memasukkan data.
a. Sumber Data
Sumber data yang dapat digunakan
dalam masukan data antara lain data pengindraan jauh, data teristris, dan data
peta.
1) Data Pengindraan Jauh
Data pengindraan jauh berupa citra,
baik citra foto maupun nonfoto. Apabila sumber data berupa foto udara, harus
diolah terlebih dahulu dengan cara interpretasi, kemudian disajikan dalam
bentuk peta. Namun apabila berupa citra satelit yang sudah dalam bentuk digital
dapat langsung digunakan setelah dilakukan koreksi seperlunya.
2) Data Teristris
Data teristris adalah data yang
diperoleh langsung dari pengukuran lapangan, antara lain pH tanah, salinitas
air, curah hujan, dan persebaran penduduk. Data teristris dapat disajikan dalam
bentuk peta, tabel, grafik, atau hasil perhitungan saja.
3) Data Peta
Data peta adalah data yang sudah
dalam bentuk peta yang siap digunakan. Guna keperluan SIG melalui
komputerisasi, data-data dalam peta dikonversikan ke dalam bentuk digital.
Sebuah peta harus benar-benar
mempresentasikan sebagian atau seluruh permukaan bumi. Oleh karena itu, sebuah
peta harus memenuhi syarat-syarat berikut ini:
a) Jarak antartitik pada peta
harus sesuai dengan jarak antartitik sesungguhnya di permukaan bumi.
b) Luas wilayah pada peta harus
sesuai dengan luas wilayah sesungguhnya.
c) Sudut atau arah sebuah garis
pada peta harus sesuai dengan sudut arau arah yang sesungguhnya di permukaan
bumi.
d) Bentuk sebuah objek pada peta
harus sesuai dengan bentuk yang sesungguhnya di permukaan bumi.
b. Proses Pemasukan Data
1) Data Spasial
Guna memasukkan data spasial ke dalam
SIG dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu digitasi dan penyiaman (scanning).
a) Digitasi
Kegiatan digitasi merupakan pekerjaan
yang banyakmenyita wakm karena dapat menghabiskan waktu hingga 60% dari keseluruhan
waktu pemrosesan data sampai dengan pengambilan keputusan.
Oleh karena itu, proses ini merupakan
hambatan bagi penyelesaian seluruh proses dalam SIG. Proses digitasi terdiri
atas empat tahap, yaitu berikut ini.
(1) Penyiapan peta yang akan
didigitasi.
Peta yang akan didigitasi terlebih
dahulu harus dalam keadaan baik dan henar. Artinya, peta merupakan lembar
bidang datar tanpa bekas lipatan, tidak sobek, dan harus jelas.
(2) Menentukan koordinat peta.
Pencatatan koordinat pada meja
digitasi mempunyai satuan milimeter. Jika data yang akan didigitasi berupa
peta, koordinat digitasi harus ditransformasikan sesuai dengan koordinat peta
dan skala harus diubah dari satuan milimeter ke meter.
Guna melakukan transformasi ini
minimal ada tiga btrah titik yang sudah diketahui kedudukannya di lapangan dan
harus ditransformasikan sebagai titik kontrol. Pengambilan ketiga titik
tersebut untuk mengontrol apabila terjadi pengerutan atau pembesaran objek yang
didigitasi. Oleh karena itu, peta yang didigitasi tidak boleh geser atau lepas
dari meja digitasi karena sistem koordinat pada meja digitasi telah disesuaikan
dengan sistem koordinat peta.
(3) Mengedit data sebelum
disimpan ke dalam data dasar
Pengeditan dilakukan karena selalu
terjadi kesalahan dalam proses digitasi. Kesalahan dalam proses digitasi
umumnya terjadi pada sambungan garis, garis yang terlalu panjang atau terlalu
pendek, kelolosan mencantumkan garis atau titik, pencatatan rangkap, kesalahan
kode, dan kesalahan lokasi.
Guna menghilangkan
kesalahan-kesalahan tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas
berikut ini.
(a) Fungsi
pembesaran (zoom) untuk pembesaran atau pengecilan penayangan.
(b) Penghapusan
titik akhir (delete last point).
(c) Penghapusan
garis (delete line) untulc memperbarui data.
(d) Pengancingan
(snap), yaitu pengaitan dan penyambungan segmen garis dengan segmen lainnya.
(e) Fungsi pindah
(move) untuk memindahkan letak titik ke lokasi baru.
(f) Fungsi
geometri.
(4) Memasukkan atribut dengan
kode
Atribut yang dimasukkan untuk
melengkapi data dibuat dengan kode-kode tertentu (kodifikasi).
b) Penyiaman
(scanning)
Memasukkan data dengan alat penyiam
dapat menghemat waktu. Penyiaman dapat dilakukan menggunakan detektor
elelaronik yang dapat bergerak. Penyiaman yang terkenal ialah penyiaman tabung
(drum scanner) dan penyiaman datar (flatbed scanner).
Data spasial yang ialah dimasukkan
dan disimpan di dalam SIG dapat dibedakan menjadi dua model, yaitu model data
raster dan model data vektor.
a) Model Data
Raster
Data raster adalah data yang dibentuk
oleh kumpulan sel atau pixel (picture element). Pixel adalah bagian terkecil
yang masih dapat digambarkan dalam sebuah citra. Setiap pixel mempunyai
referensi (koordinat) sendiri sebagai identitasnya dan mempunyai nilai
tertentu. Oleh karena in data raster dapat menggambarkan objek geografi yang
mempunyai satuan luas karena ukuran raste berkaitan erat dengan ukitran
sebenarnya di lapangan. Data raster berdimensi dua sehingga muda; disimpan,
dimanipulasi, dan ditampilkan.
b) Model Data Vektor
Data vektor merupakan model data yang
dapat digunakan untuk menggambarkan informasi geografi secara tepat. Model data
vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan
titik-titik, garis; atau poligon beserta atributnya. Bentuk-bentuk dasar data
spasial dalan model data vektor ditampilkan dalarn sistem koordinat kartesian
dua dimensi (sumbu x dan y).
Di dalam model data spasial vektor,
garis-garis atau kurva merupakan sekumpulan titik-titik terurut yang
dihubungkan, sedangkan luasan atau poligon juga disimpan sebagai sekumpulan
titik-titik. Akan tetapi, titik awal dan titik ahhir poligon tersebut mempunyai
nilai koordinat yang sama sehingga.menjadi poligon tertutup. Informasi vang
diwakili oleh titik, garis, atau bidang mempunyai koordinat yang tepat. Titik
akan diikat oleh satu koordinat (x, y), garis diikat oleh dua atau lebih
sistem-koordinat sedangkan poligon atau bidang diikat oleh beberapa koordinat
yang tertutup.
Data Atribut
Data atribut suatu objek dapat berupa
data kualitatif dan data kuantitatif.
a) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data hasi l
pengamatan yang dinyatakan dalam bentuk deskriptif. Data kualitatif dapat
diperoleh dari pengisian angket; wawancara, dan tanya jawab. Data kualitatif
berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan jenis atau rupa. Sebagai contoh, data
kualitatif dalam peta tata guna lahan, antara lain permukiman, sawah, kawasan
industri, tegalan, dan hutan.
b) Data Kuantitatif
Data kuantitif adalah data hasil
pengamatan atau pengulcuran yang dinyatakan dalam bilangan. Data kuantitatif
berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan nilai dari objek.
Data kuantitatif dapat dibedakan
menjadi empat, yaitu data rasio, interval, ordinal, dan nominal.
(1) Data rasio
adalah data yang diperoleh dengan ukuran-ukuran yang memiliki nilai 0 (nol)
mutlak dan dengan interval yang sama. Contohnya, panjang jalan A = 5 km dan,
panjang jalan B = 10 km. Hal itu berarti bahwa panjang jalan B adalah 2 kali
panjang jalan A. Data rasio ini mempunyai tingkat akurasi yang tertinggi.
(2) Data
interval adalah data yang disusun berdasarkan jarak tertentu. Contohnya, nilai
mata pelajaran siswa A = 9, B = 8, C = 7, D = 6, dan E = 5. Interval antara
siswa A dan C (9-7 = 2) sama dengan interval antara siswa C dan E (7 - 5 = 2).
Data interval mempunyai tingkat akurasi sedang.
(3) Data ordinal
adalah data yang disusun berdasarkan kategori-kategori tertentu yang
menunjukkan adanya tingkatan dari yang paling rendah sampai tingkat paling
tinggi. Contohnya, kelompok penduduk ekonomi atas diberi label 1, kelompok
penduduk ekonomi menengah diberi label 2, dan kelompok penduduk ekonomi bawah
diberi label 3.
(4) Data nominal
adalah data yang disusun berdasarkan kategori-kategori tertentu yang tidak
menunjukan adanya tingkatan, kemudian diberi kode. Contohnya, permulciman
diberi kode 1 dan sawah diberi kode 2.
Data atribut tersebut
disimpan dalam bentuk tabel yang rasional sehingga mudah untuk digunakan dalam
jumlah data yang banyak. Contoh data atribut adalah berikut ini.
2. Manipulasi dan Analisis Data
Manipulasi data merupalcan aktivitas
yang meliputi antara lain membuat basis data baru, menghapt basis data, membuat
tabel basis data, mengisi dan menyisipkan data ke dalam tabel, mengubah dan
menged data, serta membuat indeks untuk setiap tabel basis data.
Manipulasi tersebut dapat digunakan
untuk klasifikasi ulang, mendapatkan parameter/ukuran, konversi struktur data,
dan analisis. Sebagai contoh, untuk melakukan klasifikasi ulang suatu data
spasial atau data atribut menjadi data spasial yang baru digunakan kriteria
tertentu. Misalnya untuk perencanaan tata guna lahan menggunakan krieteria
kemiringan lereng, yaitu 0% -14% untuk permukiman, 15% - 29% untuk perkebunan
dan pertanian, 30% - 44% untuk hutan produksi, serta lebih dari 45% untuk hutan
lindung dan taman nasional.
Kesalahan yang terjadi dalam proses
manipulasi dan analisis data antara lain sebagai berikut.
a. Tidak tepatnya interval
kelas.
b. Penyimpangan batas sehingga
terdapat perbedaan luas pada tumpang susun poligon.
c. Penyimpangan dalam melakukan
tumpang susun beberapa peta.
3. Penyajian Data
Subsistem penyajian data berfungsi
untuk menayangkan informasi atau hasil analisis data geografi Informasi yang
dihasilkan dapat berupa peta, tabel, grafik, bagan, dan hasil perhitungan.
Melalui informasi itu pengguna dapat melakukan identifikasi informasi yang
diperlukan sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan atau perencanaan.
C. Manfaat dan Penerapan SIG
Seiring dengan kemajuan teknologi,
SIG makin banyak digunakan dalam berbagai bidang, antara lain karena berikut
ini.
1. SIG dapat
digunakan sebagai alat bantu utama yang interaktif dan menarik dalam rangka
peningkatan wawasan dan pengetahuan. Namun, yang paling penting adalah
peningkatan penibelajaran dan pendidikan bagi usia sekolah, khususnya tentang
konsep lokasi, ruang, dan unsur geografis di permukaan bumi.
2. SIG
menggunakan data spasial dan data atribut secara terintegrasi sehingga
sistemnya memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
3. SIG dapat
memisahkan secara tegas antara bentuk tampilan dan data-datanya. Oleh karena
itu, SIG memiliki kemampuan untuk mengubah tampilan dalam berbagai bentuk.
4. SIG secara
mudah dapat menghasilkan berbagai peta tematik. Peta-peta tematik tersebut
merupakan turunan dari peta-peta lain yang data-datanya telah dimanipulasi.
5. SIG sangat
membantu pekerjaan-pekerjaan yang erat hubungannya dengan bidang – bidang
spasial.